MANUSIA
DAN KEBUDAYAAN
a.
Pengertian
Manusia
Manusia
Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sanskerta), “mens” (Latin),
yang berarti berpikir berakal budi atau makhluk yang berakal budi. Secara
istilah manusia dapat diartikan sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok
(genus) atau seorang individu.
Manusia
juga diberi kemampuan (akal, pikiran, dan perasaan) sehingga sanggup berdiri
sendiri dan bertanggung jawab atas dirinya. Disadari atau tidak, setiap manusia
senantiasa akan berusaha mengembangkan kemampuan pribadinya guna memenuhi
hakikat individualitasnya (dalam memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya). Hal
terpenting yang membedakan manusia dengan mahluk lainnya adalah bahwa manusia
dilengkapi dengan akal pikiran, perasaan dan keyakinan untuk mempertinggi
kualitas hidupnya. Dan juga manusia adalah ciptaan Tuhan dengan derajat paling
tinggi di antara ciptaan-ciptaan yang lain.
b. Hakikat Manusia
Manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk
hidup yang paling sempurna, melebihi ciptaan Tuhan yang lain. Manusia terdiri
dari jiwa dan raga yang dilengkapi dengan akal pikiran serta hawa nafsu. Tuhan
menanamkan akal dan pikiran kepada manusia agar dapat digunakan untuk kebaikan
mereka masing – masing dan untuk orang di sekitar mereka. Manusia diberikan hawa
nafsu agar mampu tetap hidup di bumi ini. Salah satu hakekat manusia lainnya
ialah manusia sebagai makhluk sosial, hidup berdampingan satu sama lain,
berinteraksi dan saling berbagi.
c.
Kebudayaan
Bangsa Timur
Manusia mendiami wilayah yang berbeda dan berada di lingkungan
yang berbeda pula. Hal ini membuat kebiasaan, adat istiadat, kebudayaan dan
kepribadian setiap manusia suatu wilayah berbeda dengan yang lainnya. Namun
secara garis besar terdapat tiga pembagian wilayah, yaitu : Barat, Timur
Tengah, dan Timur.
Kita di Indonesia termasuk ke dalam bangsa Timur, yang dikenal
sebagai bangsa yang berkepribadian baik. Bangsa Timur dikenal dunia sebagai
bangsa yang ramah dan bersahabat. Orang–orang dari wilayah lain sangat suka
dengan kepribadian bangsa Timur yang tidak individualistis dan saling tolong
menolong satu sama lain. Meskipun begitu, kebanyakan bangsa Timur masih
tertinggal oleh bangsa Barat dan Timur Tengah.
Dalam ilmu psikologi yang notabanenya berasal dari Barat, banyak
mengembangkan konsep-konsep dan teori mengenai aneka warna isi jiwa, serta
metode dan alat untuk menganalisis dan mengukur secara detail tentang variasi
jiwa individu. Tetapi, tidak terlepas dari itu semua, konsep-konsep tersebut
masih kurang mengembangkan suatu konsep yang berkaitan dengan jiwa individu dan
lingkungan sosial budaya.
Oleh karena itu, Francis L.K Hsu seorang
sarjana Amerika keturunan Cina, mengembangkan suatu konsepsi tentang jiwa
manusia sebagai makhluk sosial budaya, yang ia sebut sebagai Bagan
Psiko-Sosiogram Manusia atau delapan daerah seperti lingkaran konsentris
sekitar diri pribadi.
d. Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan sangat erat
hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski
mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan
oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk
pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan
sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain,
yang kemudian disebut sebagai superorganic.
Menurut Andreas Eppink,
kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu
pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan
lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang
menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor,
kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan
kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan
Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta
masyarakat.
Dari berbagai definisi
tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang
akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang
terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah
benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa
perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku,
bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang
kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan
bermasyarakat.
e. Unsur-Unsur Kebudayaan
Ada beberapa pendapat
ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain
Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu
alat-alat teknologi, sistem ekonomi, keluarga dan kekuatan politik. Sedangkan
Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi sistem
norma,organisasi ekonomi, alat-alat atau lembaga petugas pendidikan dan
organisasi kekuatan.
C. Kluckhohn di dalam karyanya
yang berjudul Universal Categories of Culture mengemukakan, bahwa ada tujuh
unsur kebudayaan universal, yaitu:
a. Sistem Religi
Kepercayaan manusia
terhadap adanya Sang Maha Pencipta yang muncul karena kesadaran bahwa ada zat
yang lebih dan Maha Kuasa.
b. Sistem Organisasi
Kemasyarakatan
Sistem yang muncul
karena kesadaran manusia bahwa meskipun diciptakan sebagai makhluk yang paling
sempurna namun tetap memiliki kelemahan dan kelebihan masing – masing antar
individu sehingga timbul rasa utuk berorganisasi dan bersatu.
c. Sistem Pengetahuan
Sistem yang terlahir
karena setiap manusia memiliki akal dan pikiran yang berbeda sehingga
memunculkan dan mendapatkan sesuatu yang berbeda pula, sehingga perlu
disampaikan agar yang lain juga mengerti.
d. Sistem Mata
Pencaharian Hidup dan Sistem Ekonomi
Terlahir karena
manusia memiliki hawa nafsu dan keinginan yang tidak terbatas dan selalu ingin
lebih.
e.
Sistem Teknologi dan Peralatan
Sistem yang timbul karena manusia mampu
menciptakan barang – barang dan sesuatu yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan
hidup dan membedakan manusia dengam makhluk hidup yang lain.
f.
Bahasa
Sesuatu yang berawal dari hanya sebuah kode,
tulisan hingga berubah sebagai lisan untuk mempermudah komunikasi antar sesama
manusia. Bahkan sudah ada bahasa yang dijadikan bahasa universal seperti bahasa
Inggris.
g.
Kesenian
Setelah memenuhi kebutuhan fisik manusia juga
memerlukan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan psikis mereka sehingga
lahirlah kesenian yang dapat memuaskan.
f.
Wujud Kebudayaan
Menurut J.J.
Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga:
·
Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia
Kebudayaan yang muncul dan hidup karena adanya gagasan – gagasan
baru, konsep yang matang serta buah dari pikiran yang kreatif. Wujudnya dapat
ditemukan dalam sebuah buku – buku, arsip dan sebagainya.
·
Kompleks aktivitas
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola
dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem
sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling
berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut
pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret,
terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
·
Wujud sebagai benda
Aktivitas manusia sehari – hari umumnya dilakukan dengan
menggunakan benda sebagai sarana dan prasarana. Dari situ lahir kebudayaan
dalam bentuk fisik yang konkret, bisa bergerak maupun tidak.
g. Orientasi Nilai Budaya
Kluckhohn
dalam Pelly (1994) mengemukakan
bahwa nilai budaya merupakan sebuah
konsep beruanglingkup luas yang hidup dalam
alam fikiran sebahagian besar warga suatu masyarakat, mengenai apa yang
paling berharga dalam hidup. Rangkaian konsep itu satu sama lain saling
berkaitan dan merupakan sebuah sistem nilai – nilai budaya.
Secara fungsional sistem
nilai ini mendorong individu untuk berperilaku
seperti apa yang ditentukan. Mereka percaya,
bahwa hanya dengan berperilaku seperti itu mereka akan
berhasil (Kahl, dalam Pelly:1994). Sistem nilai itu menjadi pedoman yang
melekat erat secara emosional pada diri seseorang atau sekumpulan orang, malah
merupakan tujuan hidup yang diperjuangkan. Oleh karena itu, merubah sistem
nilai manusia tidaklah mudah, dibutuhkan waktu. Sebab, nilai – nilai tersebut
merupakan wujud ideal dari lingkungan
sosialnya. Dapat pula dikatakan bahwa sistem
nilai budaya suatu masyarakat
merupakan wujud konsepsional dari
kebudayaan mereka, yang seolah – olah berada diluar dan di atas para individu
warga masyarakat itu.
h. Perubahan
Kebudayaan
Perubahan
kebudayaan adalah suatu keadaan dalam masyarakat yang terjadi karena ketidak
sesuaian diantara unsur-unsur kebudayaan yang saling berbeda sehingga tercapai
keadaan yang tidak serasi fungsinya bagi kehidupan.
Contoh : Masuknya mekanisme pertanian mengakibatkan hilangnya beberapa jenis teknik pertanian tradisional seperti teknik menumbuk padi dilesung diganti oleh teknik “Huller” di pabrik penggilingan padi. Peranan buruh tani sebagai penumbuk padi jadi kehilangan pekerjaan. Semua terjadi karena adanya salah satu atau beberapa unsur budaya yang tidak berfungsi lagi, sehingga menimbulkan gangguan keseimbangan didalam masyarakat.
Contoh : Masuknya mekanisme pertanian mengakibatkan hilangnya beberapa jenis teknik pertanian tradisional seperti teknik menumbuk padi dilesung diganti oleh teknik “Huller” di pabrik penggilingan padi. Peranan buruh tani sebagai penumbuk padi jadi kehilangan pekerjaan. Semua terjadi karena adanya salah satu atau beberapa unsur budaya yang tidak berfungsi lagi, sehingga menimbulkan gangguan keseimbangan didalam masyarakat.
Perubahan dalam
kebudayaan mencakup semua bagian yaitu : kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi
dan filsafat bahkan perubahan dalam bentuk juga aturan-aturan organisasi
social. Perubahan kebudayaan akan berjalan terus-menerus tergantung dari
dinamika masyarakatnya.
Ada faktor-faktor yang mendorong dan menghambat perubahan kebudayaan yaitu:
a. Mendorong perubahan kebudayaan
Adanya
unsur-unsur kebudayaan yang memiliki potensi mudah berubah, terutama
unsur-unsur teknologi dan ekonomi ( kebudayaan material). Adanya
individu-individu yang mudah menerima unsure-unsur perubahan kebudayaan,
terutama generasi muda.
Adanya faktor adaptasi dengan lingkungan alam yang mudah berubah.
Adanya faktor adaptasi dengan lingkungan alam yang mudah berubah.
b. Menghambat perubahan kebudayaan
Adanya
unsur-unsur kebudayaan yang memiliki potensi sukar berubah seperti :adat
istiadat dan keyakinan agama ( kebudayaan non material). Adanya
individu-individu yang sukar menerima unsure-unsur perubahan terutama generasi
tu yang kolot.
Ada juga
faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan kebudayaan :
1. Faktor intern
• Perubahan Demografis
Perubahan demografis disuatu daerah biasanya cenderung terus bertambah, akan mengakibatkan terjadinya perubahan diberbagai sektor kehidupan.
1. Faktor intern
• Perubahan Demografis
Perubahan demografis disuatu daerah biasanya cenderung terus bertambah, akan mengakibatkan terjadinya perubahan diberbagai sektor kehidupan.
contoh: bidang
perekonomian, pertambahan penduduk akan mempengaruhi persedian kebutuhan
pangan, sandang, dan papan.
• Konflik
social
Konflik social dapat mempengaruhi terjadinya perubahan kebudayaan dalam suatu masyarakat.
Konflik social dapat mempengaruhi terjadinya perubahan kebudayaan dalam suatu masyarakat.
Contoh : konflik
kepentingan antara kaum pendatang dengan penduduk setempat didaerah
transmigrasi, untuk mengatasinya pemerintah mengikutsertakan penduduk setempat
dalam program pembangunan bersama-sama para transmigran.
• Bencana
alam
Bencana alam yang menimpa masyarakat dapat mempengaruhi perubahan. Contoh: bencana banjir, longsor, letusan gunung berapi masyarkat akan dievakuasi dan dipindahkan ketempat yang baru, disanalah mereka harus beradaptasi dengan kondisi lingkungan dan budaya setempat sehingga terjadi proses asimilasi maupun akulturasi.
Bencana alam yang menimpa masyarakat dapat mempengaruhi perubahan. Contoh: bencana banjir, longsor, letusan gunung berapi masyarkat akan dievakuasi dan dipindahkan ketempat yang baru, disanalah mereka harus beradaptasi dengan kondisi lingkungan dan budaya setempat sehingga terjadi proses asimilasi maupun akulturasi.
• Perubahan
lingkungan alam
Perubahan lingkungan ada beberapa faktor misalnya pendangkalan muara sungai yang membentuk delta, rusaknya hutan karena erosi atau perubahan iklim sehingga membentuk tegalan. Perubahan demikian dapat mengubah kebudayaan hal ini disebabkan karena kebudayaan mempunyai daya adaptasi dengan lingkungan setempat.
Perubahan lingkungan ada beberapa faktor misalnya pendangkalan muara sungai yang membentuk delta, rusaknya hutan karena erosi atau perubahan iklim sehingga membentuk tegalan. Perubahan demikian dapat mengubah kebudayaan hal ini disebabkan karena kebudayaan mempunyai daya adaptasi dengan lingkungan setempat.
2. Faktor
ekstern
• Perdagangan
Indonesia terletak pada jalur perdagangan Asia Timur denga India, Timur Tengah bahkan Eropa Barat. Itulah sebabnya Indonesia sebagai persinggahan pedagang-pedagang besar selain berdagang mereka juga memperkenalkan budaya mereka pada masyarakat setempat sehingga terjadilah perubahan budaya dengan percampuran budaya yang ada.
• Perdagangan
Indonesia terletak pada jalur perdagangan Asia Timur denga India, Timur Tengah bahkan Eropa Barat. Itulah sebabnya Indonesia sebagai persinggahan pedagang-pedagang besar selain berdagang mereka juga memperkenalkan budaya mereka pada masyarakat setempat sehingga terjadilah perubahan budaya dengan percampuran budaya yang ada.
• Penyebaran
agama
Masuknya unsur-unsur agama Hindhu dari India atau budaya Arab bersamaan proses penyebaran agama Hindhu dan Islam ke Indonesia demikian pula masuknya unsur-unsur budaya barat melalui proses penyebaran agama Kristen dan kolonialisme.
Masuknya unsur-unsur agama Hindhu dari India atau budaya Arab bersamaan proses penyebaran agama Hindhu dan Islam ke Indonesia demikian pula masuknya unsur-unsur budaya barat melalui proses penyebaran agama Kristen dan kolonialisme.
•
Peperangan
Kedatangan bangsa Barat ke Indonesia umumnya menimbulkan perlawanan keras dalam bentuk peperangan, dalam suasana tersebut ikut masuk pula unsure-unsur budaya bangsa asing ke Indonesia.
Kedatangan bangsa Barat ke Indonesia umumnya menimbulkan perlawanan keras dalam bentuk peperangan, dalam suasana tersebut ikut masuk pula unsure-unsur budaya bangsa asing ke Indonesia.
i.
Kaitan Manusia dan Kebudayaan
Akal budi
merupakan kelebihan yang dimiliki oleh manusia. Akal juga adalah kemampuan dari
manusia untuk berfikir sebagai kodrat. Budi artinya akal juga atau suatu bagian
dari kata hati manusia yang berupa panduan akal serta perasaan yang mampu
membedakan baik dan buruk. Dengan akal dan budi inilah manusia mampu
menciptakan bebagai hal antara lain :
– Menciptakan
– Kreasi
– Memperlakukan
– Memperbaruhi
– Memperbaiki
– Mengembangkan dan
– Meningkatkan sesuatu
– Menciptakan
– Kreasi
– Memperlakukan
– Memperbaruhi
– Memperbaiki
– Mengembangkan dan
– Meningkatkan sesuatu
Sedangkan
ditinjau dari sudut antropologi, manusia dapat di klarifikasi dari dua jenis:
– manusia sebagai makhluk biologi
– manusia sebagai makhluk sosio-budaya
– manusia sebagai makhluk biologi
– manusia sebagai makhluk sosio-budaya
Manusia sebagai
makhluk biologi , bahwa manusia dapat dipelajari dari sisi ilmu biologi dan
anatomi. Sedangkan manusia sebagai makhluk sosio-budaya yaitu manusia
dipelajari dalam sudut pandang antropologi budaya. Antropologi budaya sendiri
menyelidiki mengenai seluruh cara hidup manusia, bagaimana manusia menggunakan
akal budi dan struktur fisiknya untuk mengubah lingkungannya berdasarkan
pengalaman. Juga memahami serta menuliskan kebudayaan yang terdapat dalam
masyarakat manusia.
Pada akhirnya
terdapat suatu konsepsi tentang kebudayaan manusia yang menganalisis
masalah-masalah hidup sosial-kebudayaan manusia. Konsepsi tersebut ternyata
memberikan gambaran bahwa hanya manusialah yang mampu berkebudayaan. Sedangkan
pada hewan tidak memiliki kemampuan tersebut. Mengapa hanya manusia yang
memiliki kebudayaan? Kenapa hanya manusia yang berkebudayaan sedangkan hewan
tidak berkebudayaan? Padahal dilihat dari segi jasmaniah tidak ada perbedaan
yang prinsipal antara hewan dan manusia.
Apabila diteliti
dengan sunggug-sungguh perbedaan akan tampak pada hakikat manusia, yaitu
sesuatu yang tidak dimiki oleh hewan manapun tetapi hanya ada pada manusia.
Sesuatu yang membedakan secara mutlak atara keduanya. Ialah jiwa, manusia
mempunya jiwa sedangnkan hewan tidak memilikinya.
Manusia yang
mempunyai jiwa, mempunyai pula kebudayaan. Hewan yang tidak mempunyai jiwa
tidak pula akan mempunyai kebudayaan. Kesimpulannya: jiwa yang sesungguhnya
memyebabkan adanya kebudayaan. Yang membedakan manusia dan hewan secara abstrak
adalah jiwa yang merupakan sumber dan ciptaan kebudayaan
Manusia sangat
erat kaitannya dengan kebudayaan. Begitupun sebaliknya. Manusia yang membuat
kebudayaan. Dan hampir setiap tingkah laku manusia itu adalah kebudayaan. Dalam
sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal. Maksudnya adalah
walaupun keduanya berbeda, tetapi keduanya merupakan suatu kesatuan. Manusia
menciptakan kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan
mengatur hidup manusia agar sesuai dengannya. Kebudayaan yang digunakan manusia
dalam menyelesaikan masalah-masalahnya bisa kita sebut sebagai way of life,
yang digunakan individu sebagai pedoman dalam bertingkah laku.
Dari sisi lain,
hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan
antara manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagai dialegtis, maksudnya adalah
saling terkait satu dengan yang lainnya. Proses dialegtis ini tercipta melalui
tiga tahap, yaitu:
1. Eksternalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya.
2. Obyektivasi, yaitu proses dimana manusia menjadi realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia.
3. Internalisasi, yaitu proses dimana manusia sergap kembali oleh manusia.
1. Eksternalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya.
2. Obyektivasi, yaitu proses dimana manusia menjadi realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia.
3. Internalisasi, yaitu proses dimana manusia sergap kembali oleh manusia.
Maksudnya bahwa
manusia mempelajari kembali masyarakatnya sendiri agar dia dapat hidup dengan
baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat.
Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun menurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari hari dan juga dari kejadian – kejadian yang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.
Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun menurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari hari dan juga dari kejadian – kejadian yang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.
Definisi
Kebudyaan itu sendiri adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan
dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia,
sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Namun
kebudayaan juga dapat kita nikmati dengan panca indera kita. Lagu, tari, dan
bahasa merupakan salah satu bentuk kebudayaan yang dapat kita rasakan.
Manusia dan
kebudayaan pada hakekatnya memiliki hubungan yang sangat erat, dan hampir semua
tindakan dari seorang manusia itu adalah merupakan kebudayaan. Manusia
mempunyai empat kedudukan terhadap kebudayaan yaitu sebagai:
1) penganut kebudayaan
2) pembawa kebudayaan
3) manipulator kebudayaan, dan
4) pencipta kebudayaan
1) penganut kebudayaan
2) pembawa kebudayaan
3) manipulator kebudayaan, dan
4) pencipta kebudayaan
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar